Rabu pagi (24/9/2025), Alun-alun Jember Nusantara seakan berubah menjadi lautan manusia. Ribuan peserta dari berbagai penjuru kabupaten berdatangan sejak matahari terbit, memenuhi setiap sudut ruang terbuka untuk menyaksikan perayaan puncak Ancak Agung 2025. Suasana penuh suka cita berpadu dengan nuansa religius, ketika ratusan ancak hasil kreativitas dan swadaya masyarakat diarak menuju alun-alun kota.
Rangkaian ancak tahun ini benar-benar mencuri perhatian. Hasil bumi yang melimpah, buah-buahan segar, sayur mayur, dan padi ditata dengan rapi menjadi gunungan-gunungan megah. Tak sekadar karya seni, ancak tersebut dihiasi ornamen bernuansa islami, melahirkan pemandangan yang sarat makna spiritual. Dari bentuk burung garuda yang menjulang gagah, hingga lafadz Allah dan Muhammad yang anggun terpampang di tengah alun-alun, seolah menjadi pengingat akan jati diri umat yang selalu berpijak pada nilai keislaman.
Tahun ini, tercatat 449 ancak berhasil ditampilkan. Jumlah itu bukan hanya sekadar angka, melainkan torehan sejarah yang menorehkan nama Jember di kancah nasional. MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) secara resmi mencatatnya sebagai jumlah ancak terbanyak yang pernah dipamerkan dalam satu perayaan. Sorak bahagia dan tepuk tangan pun bergemuruh, menandai bahwa kebanggaan ini bukan hanya milik peserta, tetapi seluruh masyarakat Jember.
Di balik setiap ancak yang berdiri kokoh, tersimpan cerita penuh makna. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Desa Sumberjati Andriya Suwito. Ia menuturkan, karya mereka berangkat dari semangat Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Lafadz Allah harus berdampingan dengan lafadz Muhammad, karena acara ini juga memperingati lahirnya Kanjeng Nabi Muhammad. Selain itu, ini juga simbol sejarah bahwa Desa Sumberjati merupakan pecahan dari Sempolan pada tahun 1965. Alhamdulillah, keduanya sama-sama masuk 10 besar terbaik, lafadz Allah dari Sempolan, lafadz Muhammad dari Sumberjati,” ujarnya penuh rasa syukur.
Tak hanya dari kalangan masyarakat umum, para pelajar juga menunjukkan kreativitas yang luar biasa. Arif Bijaksono S. Pd Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Silo, tampak bangga menyaksikan karya anak didiknya yang ikut memeriahkan acara ini. “Alhamdulillah, kalau bisa acara seperti ini diadakan tiap tahun.
Bagi kami sebagai umat muslim, ini bukan sekadar kreativitas, tapi juga pengingat bahwa idola kita adalah Nabi Muhammad SAW. Untuk ancak yang kami buat, ada konsep khusus yang unik, bahkan bisa dibilang agak nyeleneh dibanding yang lain. Itu jadi ciri khas kami,” katanya.
Dari hasil bumi yang melimpah hingga shalawat yang menggema, semua berpadu menjadi bukti nyata bahwa budaya dan religi bisa berjalan seiring, melahirkan harmoni yang indah.
Tahun ini, Jember tidak hanya merayakan sebuah tradisi, melainkan juga menorehkan catatan sejarah bahwa di tanah inilah, semangat kebersamaan dan cinta Nabi tumbuh subur, mengakar, dan terus diwariskan lintas generasi.
Pewarta : Wiwik kabiro jember